202016Jun
Waspada Penyakit Gondongan Bisa Mengakibatkan Gangguan Dengar Permanen

Waspada Penyakit Gondongan Bisa Mengakibatkan Gangguan Dengar Permanen

Penyakit ini sudah tidak asing lagi terdengar di telinga. Walau lebih sering dijumpai pada anak-anak, bukan berarti orang dewasa terbebas dari penyakit ini. Parotitis atau mumps, atau di Indonesia lebih sering disebut penyakit gondongan disebut bisa menyebabkan gangguan dengar pada penderitanya. Gangguan dengar yang disebabkan oleh penyakit gondongan ini bisa mencakup gangguan dengar yang bersifat konduktif atau pun sensorineural. Mekanisme penyakit gondongan bisa mengakibatkan gangguan dengar terbilang sederhana , yaitu dengan cara merusak koklea pada telinga.

Mumps atau penyakit gondongan sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, dan disebarkan atau ditularkan dari seseorang ke yang lainnya melalui cairan tubuh, seperti air liur. Hal ini bisa terjadi saat seseorang bersin atau pun batuk. Gejala yang paling terlihat dari penderita gondongan ini adalah pembesaran kelenjar parotis, sehingga menyebabkan penderitanya memiliki wajah seperti hamster. Gejala lainnya yang seringkali timbul pada penderitanya adalah demam, nyeri pada persendian dan sakit kepala.

Seperti yang kita semua ketahui, koklea adalah bagian penting yang membuat seseorang bisa mendengar lebih baik. Pada koklea ini lah terdapat sel-ser rambut, yang akan menghantarkan suara yang masuk ke telinga menuju ke otak untuk diterjemahkan, sehingga bisa terdengar kembali seperti suara aselinya. Ketika bagian koklea ini mengalami penurunan fungsi, maka fungsi pendengaran seseorang pun akan menurun.

Sebagian besar kasus, atau sekitar 1 dari 20 orang yang mengalami penyakit gondongan akan mendapatkan gangguan dengar. Gangguan dengan ini umumnya bersifat konduktif atau sementara. Bukan hanya mengakibatkan gangguan dengar konduktif, penyakit gondongan bisa mengakibatkan gangguan dengar sensorineural. Berita baiknya, untuk kasus gangguan dengar sensorineural yang sifatnya permanent, kasusnya masih terbilang jarang yaitu berkisar 1 dari 20.000 penderita, biasanya diindikasikan sebagai sudden deafness. Pada gangguan dengar yang sifatnya konduktif, penyakit gondongan bisa mengakibatkan gangguan dengar berat.

Sekalipun anak-anak lebih sering mengalami penyakit ini dibandingkan dengan orang dewasa, bukan berarti orang dewasa tidak perlu melakukan pencegahan apapun terhadap penyakit ini. Penyakit gondongan ini bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi. Vaksinnya diberikan bersama dengan vaksin untuk rubella dan measless atau cacar, yang tergabung dalam vaksin MMR. Pencegahan lain yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi virus mumps adalah dengan sesering mungkin melakukan cuci tangan. Bagi penderita penyakit gondongan sendiri, ada baiknya tidak beraktivitas di lingkungan yang ramai, atau sebaiknya beristirahat di rumah selama terinfeksi. Jika sudah merasa lebih sehat, tetap disarankan untuk memakai masker atau penutup mulut jika hendak batuk atau pun bersin.

Baca juga :Pertanyaan yang sering diajukan tentang terapi AVT

Kapankah Anda disarankan untuk menghubungi dokter?

Ketika anak terkena virus ini, pada umumnya anak akan menderita deman yang cukup tinggi, bagi anak yang memiliki riwayat kejang, sangat disarankan untuk menghubungi dokter untuk menghindari terjadinya kejang. Seketika seorang anak terlihat mengalami pembengkakan di area leher memang sebaiknya orang tua merujuknya ke dokter, untuk mengetahui sejauh mana pembengkakan tersebut terjadi, bagian tonsil mana yang mengalami peradangan adan apakah terdapat kenaikan suhu pada kelenjar. Memang, penyakit ini terbilang penyakit infeksi yang tidak terlalu serius, tetapi mewaspadai agar infeksi tidak semakin berat sangatlah penting.

Kapankah Anda Harus Mengunjungi Dokter THT dan Audiologis?

Pada umumnya adanya penurunan fungsi pendengaran akan terjadi setelah tiga sampai lima hari seseorang terinfeksi penyakit gondongan. Tingkatannya mulai dari sedang sampai berat. Perhatikan bagaimana respon anak dalam mendengar setelah anak mengalami penyakit gondongan. JIka ada hal-hal yang mencurugakan, mengarah pada penurunan fungsi dengar, seperti anak lambat menjawab ketika dipanggil, anak menonton TV dengan volume lebih besar dari biasanya, dilaporkan kurang fokus di sekolah, dan beragam masalah yang mengarahkan adanya masalah dengan pendengaran, maka segera hubungi Dokter THT Audiologis Anda.

Dokter THT dan Audiologis akan membantu mendiagnosa apakah gangguan dengar yang terjadi bersifat konduktif atau sensorineural. Pada kasus yang konduktif, dokter bisa memberikan obat-obatan untuk menghilangkan virus dan meredakan infeksi, sehingga pendengaran pulih kembali.

Untuk kasus dimana gangguan dengar bersifat sensorineural, maka Audiologis akan membantu memilihkan terapi yang tepat untuk Anda, sehingga Anda masih bisa tetap mendengar. Sudden deafness yang disebabkan virus ini akan semakin baik prognosanya jika ditangani lebih awal.

Sumber : Akubisamendengar.com

PROMO BULAN INI!Diskon 35% untuk setiap pembelian alat bantu dengar merek apapun!




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *