62016Oct
Alasan Mengapa Asuransi Swasta Tidak Mengover Pembelian Alat Bantu Dengar?

Alasan Mengapa Asuransi Swasta Tidak Mengover Pembelian Alat Bantu Dengar?

Pembelian alat bantu dengar dengan menggunakan asuransi swasta, masih belum bisa diupayakan. Iklim bisnis yang lebih dipegang oleh perusahaan asuransi, menjadikan alat bantu dengar bukannya alat kesehatan utama yang perlu diupayakan.

Apabila Anda diberi pertanyaan untuk dijawab dalam waktu singkat, mengenai alat kesehatan apa yang fungsinya bisa mengubah kualitas hidup penggunanya, tetapi ternyata belum dicover oleh asuransi swasta? Jika Anda bukan penggunanya, mungkin Anda merasa tidak perlu mengetahuinya, namun jika Anda adalah pengguna, Anda akan menjawabnya dengan mudah di luar kepala.

Ya, alat bantu dengar. Bukankah ini merupakan alat kesehatan, yang bisa mengubah kualitas hidup penggunanya menjadi lebih baik? Sayangnya, hampir semua asuransi swasta tidak mengcover pembelian alat bantu dengar. Padahal, untuk mendapatkan alat bantu dengar ini, pengguna harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Setidaknya, mereka akan mengeluarkan 5 juta – 100 juta untuk pembelian alat bantu dengar, dan mereka harus membeli sepasang, jika gangguan dengar yang dialami adalah di kedua telinga.

Banyak orang yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan mereka, agar bisa mendapatkan jaminan kesehatan, yang sesuai kebutuhan mereka. Sayangnya, untuk beberapa dari mereka yang memiliki gangguan dengar, harus menunda keinginan membeli alat bantu dengar, dikarenakan biaya. Padahal mereka mungkin peserta dari salah satu perusahaan asuransi swasta.

Menurut healthyhearing.com, saat ini baru 19 negara yang memberikan fasiltas cover untuk pembelian alat bantu dengar, dan rata-rata hanya dikhususkan untuk pengguna anak-anak. Hanya 3 negara yang memberikan jaminan untuk pengguna dewasa.

Beberapa perusahaan asuransi berdalih bahwa alat bantu dengar adalah alat kesehatan yang sifatnya pilihan atau sekadar penunjang, bukan utama. Walapun kenyataannya, bagi mereka yang memiliki gangguan dengar, alat bantu dengar adalah kebutuhan, untuk mereka beraktivitas sehari-hari. Tanpa alat bantu dengar, mereka terkadang merasa sulit untuk menerima informasi dari rekan-rekan yang pendengarannya normal, sehingga sering merasa terisolasi. Gangguan ini juga mempengaruhi cara mereka belajar, berhubungan dengan sesama dan bekerja.

Mengapa pada akhirnya, asuransi menganggap bahwa alat bantu dengar adalah alat kesehatan yang sifatnya pilihan atau elektif, mungkin hanya untuk berdalih saja. karena, jika diamati lebih lanjut, alasan yang mungkin mendasar adalah keuangan. Seperti yang kita ketahui, perusahaan asuransi bekerja dengan memberikan biaya pertanggungan untuk masalah kesehatan berat, dengan kemungkinan yang bisa diperkirakan. Mereka mengambil biaya risiko kepada masyarakat, atau kita sebut biaya polis, dan menyebutnya sebagai asuransi kesehatan.

Untuk hal ini tentu saja mereka berani. Mereka bisa beranggapan hampir semua orang yang ikut serta dalam asuransi akan berupaya menjaga kesehatan mereka dan menghindari faktor risiko untuk terkena gangguan kesehatan berat. Sehingga, untuk kemudian mereka akan dicover oleh asuransi, akibat suatu penyakit parah yang datangnya tiba-tiba, kemungkinannya tidak akan sebesar peserta asuransi yang tetap sehat, yang mungkin hanya terkena penyakit umum, yang tidak perlu dicover oleh asuransi swasta biayanya. Jika dilihat disini, perusahaan asuransi mungkin tidak perlu benar-benar membayar, terlebih bagi peserta asuransi dengan polis yang cukup besar.

Namun, gangguan pendengaran adalah bukan risiko kesehatan yang tidak mungkin terjadi. Tidak seperti kanker dan penyakit berat lainnya, justru gangguan pendengaran bisa menjadi satu kemungkinan besar yang terjadi, jika seseorang beranjak tua. Inilah yang menyebabkan mereka berdalih untuk tidak memasukan pembelian alat bantu dengar, sebagai risiko yang ditanggung.

Seperti yang kita ketahui 1/3 orang dengan usia 65 tahun ke atas akan mengalami gangguan dengar, berdasarkan data dari World Health Organisation. Bahkan data lain dalam betterhearing.org disebutkan bahwa lebih dari 50% orang di usia 75 tahun akan memiliki gangguan dengar. Peluang mereka untuk membuat klaim akan sangat besar untuk ditanggung oleh asuransi swasta. Hal ini diperberat juga dengan harga alat bantu dengar yang cukup tinggi, dan bahkan beberapa orang merasa perlu mengupdate alat mereka dalam waktu sekitar 5 tahun. Bagaimana perusahaan asuransi akan mengupayakan hal ini, bukan?

(Baca: Mensos: Pentingnya membekali anak-anak tunarungu dengan lapangan kerja yang memadai)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *