Catatan & Tips Psikolog Dalam Program Pengasuhan Anak dengan Gangguan Dengar
Setelah beberapa minggu tidak mengupadate berita untuk di website, akhirnya kami kembali mengangkat topik yang kami anggap cukup menarik tentang pengasuhan anak dengan gangguan dengar. Topik ini sebenarnya baru saja dihadirkan dalam Seminar Sehari International Hearing Center (IHC) pada tanggal 22 Januari yang lalu di TIM, yaitu seminar tentang “Mengasuh dan Mendidik Anak Gangguan Dengar dan/tanpa Gangguan Penyerta dengan bahagia”.
Adalah ibu Vierra Adella., Psi., MPsi yang menjadi pembicara dari sisi psikolog, yang membawakan topik ini, hanya saja karena keterbatasan waktu sehingga mungkin ada beberapa point yang tidak bisa tersampainkan. Kami akan memberikan sedikit ringkasan akhir dari topik yang beliau hantarkan.
Menarik melihat bagaimana seorang psikolog memiliki cara pandang sendiri dalam pengasuhan anak dengan multidisabilitas. Menjadi seorang ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus, menjadikan Vierra Adella cukup paham bagaimana tentang pola pengasuhan anak-anak spesial ini. Dari pengalaman yang ada, ada beberapa tips yang kemudian dibagikan oleh Vierra, tentang bagaimana layaknya orang tua dengan anak gangguan dengar menerapkan pola pengasuhan anak dengan gangguan dengar, mulai tahap awal sampai lanjutan.
Ini dia beberapa tips yang bisa menjadi panduan orang tua:
1. Identifikasi dan Intervensi Masalah Sejak Dini
Untuk hal yang satu ini sudah sering digemakan oleh banyak tenaga kesehatan, institusi dan komunitas, tentang pentingnya orang tua melakukan hearing screening pendengaran pada anak, utamanya anak yang terlahir dengan risiko memiliki gangguan dengar. Diharapkan sebelum usia 6 bulan, anak sudah mendapatkan intervensi yang optimal, sehingga bisa mendukung tumbuh kembang dan kemampuannya dalam berkomunikasi.
Satu hal yang juga penting, ketika orang tua sudah mendapatkan satu saja petunjuk adanya keterbatasan anak, coba lihat perkembangan lanjutannya. Pastikan kepada tenaga ahli, bahwa anak tidak memiliki disabilitas penyerta lainnya. Jika memang anak memiliki disabilitas tambahan lainnya, cari tahu apa dan bagaimana solusinya sejak dini.
2. Terima Kondisi Anak dan Hargai Diri Mereka, Saat Anda akan Membantunya
Banyak orang tua yang mengalami kendala dalam membantu perkembangan anak, bukan disebabkan karena faktor si anak, tetapi justru karena faktor orang tua sendiri yang belum bisa menerima kondisi si anak dengan lapang dada. Hal ini membuat orang tua menuntut terlalu besar, menetapkan ekspektasi terlalu tinggi, suka membandingkan, atau bahkan kadang tidak menghargai perjuangan anak-anak mereka, walau sebenarnya mereka memiliki kemajuan.
3. Perlalukan Anak dengan Unik
Anak yang unik butuh diperlakukan dengan unik. Caranya bagaimana? Anda harus lebih banyak bertanya dengan tenaga ahli, ataupun orang tua yang juga memiliki pengalaman yang sama, namun telah lebih dulu memperlihatkan kesuksesan dalam menerapkan pola pengasuhan pada anak mereka.
Karena setiap anak dengan disabilitas memiliki tingkat keunikan yang berbeda-beda, jadi jangan membandingkan. Belajarlah untuk memahami sedetail mungkin tentang bagaimana kepriadian mereka dan kenali tingkatan derajat disabilitas mereka, agar Anda bisa memahami langkah unik apa yang harus Anda terapkan pada pengasuhan anak dengan gangguan dengar ini.
4. Perlakukan Anak sebagai Anak
Anda yang mencoba masuk ke dunia mereka, bukan mereka yang menyesuaikan dengan kebutuhan Anda. Baik anak dengan gangguan dengar atau anak tanpa gangguan dengar, mereka sama, mereka butuh bermain. Jadi buatlah metoda khusus bermain sambil belajar, yang bisa membuat mereka tidak merasa terbebani saat akan belajar. Jangan lupa, berikan pujian dan reward untuk setiap pencapaian yang mereka raih walaupun kecil, setelah itu jangan ragu tetapkan target baru.
5. Penuhi Setiap Aspek Kebutuhan Mereka dalam Berkomunikasi
Banyak orang tua yang merasa anti pada bahasa isyarat sehingga tidak sama sekali menginginkan anak mereka mempelajari hal tersebut. Padahal, bahasa isyarat bisa menjadi salah satu penopang komunikasi anak-anak yang pemahaman verbalnya kurang maju.
Sekali lagi jangan menjadi orang tua yang egois, penuhi kebutuhan mereka dalam berkomunikasi. Anda boleh membantu mereka untuk berbicara secara verbal, namun pada kondisi tertentu mereka juga butuh isyarat dalam berkomunikasi. Terutama ketika mereka harus berkomunikasi dengan rekan-rekan mereka yang secara verbal tidak sebaik mereka.
6. Dapatkan Akses untuk Mengamati Kemampuan Mereka di Sekolah
Sekolah harusnya memberikan kemajuan pada setiap anak, namun bagaimana Anda bisa mengetahuinya jika Anda hanya mengantarkan dan menjemput lalu melihat hasilnya di saat pembagian rapot saja. Anda harus detail melihat perkembangan perilaku anak. Tandanya, Anda harus memiliki catatan sendiri tentang bagaimana perilaku anak sebelum masuk sekolah, sesudah di sekolah dan setelah lulus sekolah. Tanyakan kepada guru mereka tentang kemajuan anak-anak Anda setiap saat.
7. Buat Rencana Pendidikan Individual
Karena Anda yang lebih banyak bersama anak Anda di keseharian, maka Anda lah yang paling paham soal kemampuan berpikir anak Anda. Buatlah rencana pendidikan Anda untuk Anak Anda yang telah Anda sesuaikan dengan kondisi anak Anda di saat itu. Ini menjadi sangat penting, karena Anda lah yang paling paham tentang kondisi anak Anda di saat itu. Anda bisa menyelaraskan program Anda dengan program yang ada di sekolah, lalu mengomunikasikannya ke para pendidik dan terapis yang akan menangani anak Anda.
8. Dalam Pengasuhan Anak dengan Gangguan Dengar, Berinteraksi adalah Penting, Bukan Memberi Instruksi
Di saat bermain bersama adakalanya kita lebih menerapkan sistem instruksi, menyuruh anak mengikuti perintah kita dan paham apa yang kita inginkan. Misalnya : “Salwa, coba sebutkan ini apa?” (Sambil menunjuk buku), Anda berharap dia bisa menjawab dengan vokal dan lafal yang benar. Ini adalah satu bentuk instruksi.
Coba jika materinya diganti, “Salwa suka membaca? Yuk, ibu bacakan buku dongeng sang kancil.” Statement ini lebih mengajak anak untuk mengenal buku, fungsi dan aktivitas yang bisa dilakukan dengan buku tersebut.
9. Ingat, Kondisikan Keadaan Sesuai Keterbatasan Anak
Ini seharusnya sudah tidak lagi menjadi PR orang tua dalam pengasuhan anak dengan gangguan dengar. Orang tua harus benar-benar mengondisikan lingkungan tempat anak berkomunikasi, seperti harus bebas bising, pencahayaan yang baik, mengucapkan dengan mimik yang tidak dibuat-buat, dan lain-lain.
10. Kenali Hak-Hak Anak
Setiap anak memiliki haknya masing-masing yang kadang orang tua bisa merampasnya tanpa disengaja. Hak bermain, hak mengeluarkan pendapat, dan sebagainya. Misalnya, pada pemilihan alat bantu mendengar yang akan dipakai anak, berikan anak kesempatan untuk berpendapat, memilih, khususnya untuk anak yang memang sudah bisa memilih. Misalnya, apakah mereka lebih suka memakai ABD atau implan, biarkan mereka bersuara. Dalam memilih sekolah dan aktivitas ekstrakulikuler lainnya, berikan kesempatan anak untuk bicara apa yang sesuai dengan mereka, sehingga mereka akan enjoy menjalaninya.
Ada satu hal lagi yang sangat penting adalah, setiap orang tua semestinya mencari banyak masukan, banyak nasehat dan banyak dukungan dari orang-orang di sekitar mereka untuk menerapkan program pengasuhan anak disabilitas mereka. Hal ini berguna untuk mencegah orang tua merasa depresi berkepanjangan, dan juga mengajak orang tua untuk selalu bahu-membahu memberikan solusi dan semangat satu sama lain, di saat mereka jenuh.
Gimana? Sudah merasa lebih siap untuk menerapkan pola pengasuhan anak dengan gangguan dengar dengan metode yang lebih optimal?
Leave a Reply