202017Mar
Pemeriksaan Tinitus, Apa Fungsi dan Manfaatnya?

Pemeriksaan Tinitus, Apa Fungsi dan Manfaatnya?

Bagaimana Etiologi Tinitus Terjadi?

Etiologi tinitus Pertanyaan ini mungkin pertanyaan yang paling sering disebutkan oleh banyak orang yang mengalami tinitus. Sangat misterius, itulah gambaran seseorang perihal tinitus. Bunyi tersebut datang dan pergi tanpa kejelasan, bahkan kadang menetap tanpa mengganggu orang lain, atau hanya penderitanya saja yang merasakannya. Karenanya, hasil pemeriksaan tinitus, sekalipun sama hasilnya, efek yang dirasakan pada setiap passion belum tentu sama.

Tinitus sendiri dibagi menjadi dua jenis. Dan keduanya memiliki faktor penyebab yang berbeda.

1. Tinnitus subjektif

Tinitus subjektif merupakan kondisi denging di telinga yang paling sering terjadi, dan jumlahnya hampir 90% dari keseluruhan tinitus. Biasanya disebabkan oleh kelainan pada telinga luar, tengah dan dalam yang disebabkan karena serumen, otitis otoklerosis, tuli mendadak, presbikusis, bising, penyakit meniere, sindrom ramsay hunt, dan fistula perlimfa.

Selain kelainan di telinga, obat-obatan ototoksik juga mempengaruhi kondisi tinitus. Karenanya pada pemeriksaan tinnitus untuk penegakan diagnose, dokter akan menanyakan pada pasien mengenai riwayat penyakit dan obat yang pernah dikonsumsi.

Kelainan neurologis dan trauma menjadi salah satu penyebab ketiga dari tinitus. Orang-orang yang kerap mengalami migraine, vertigo, atau pernah mengalami trauma pada kepala, juga terkadang memiliki masalah tinitus. Orang-orang dengan gangguan metabolisme seperti hipertiroid, hyperlipidemia, anemia, defisiensi vitamin B12 juga bisa menyebabkan masalah tinitus.

Dan, satu yang juga sangat berpotensi menyebabkan masalah tinitus adalah gangguan psikogenik, seperti depresi dan masalah kecemasan.

2. Tinitus Objektif

Jumlahnya di bawah 10%. Biasanya disebabkan karena adanya kelainan vascular, tumor glomus, gangguan neurologis seperti myoclonus platum, kontraksi berulang otot palatum mole dan patulous tuba eustachius.

Pemeriksaan Tinitus Apa yang Bisa Dilakukan?

Pasien yang mengalami keluhan tinitus dan bersifat menetap, bahkan mengganggu bisa merujuk ke dokter THT untuk menjalani serangkaian pemeriksaan tinitus, agar dapat mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan audiologi. Menurut Prof. DR. Jenny, rangkaian pemeriksaan tinitus yang akan dilakukan meliputi Audiometri, timpanometri, tinnitus loudnes dan pitch matching, minimum masking level, residual inhibition, loudness discomfort levels dan OAE.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan standar awal yaitu menggunakan garputala untuk melihat fungsi saraf kranial. Pengamatan juga dilakukan pada auskultasi leher dan sekitar telinga termasuk bagaimana keadaan rongga mulut dan faring.

Lagi menurut Prof. DR. Jenny, ada yang unik mengenai hasil pemeriksaan tinitus, dimana disebutkan bahwa tinitus dengan kekerasan yang sama dapat dideskripsikan secara berbeda-beda pada masing-masing orang. Dan, kekerasan juga jenis tinitus tidak memiliki korelasi dengan gangguan kualitas hidup. Reaksi dari tinitus inilah yang berpengaruh pada kualitas hidup seseorang, seperti insomnia, gangguan kecemasan dan depresi.

Saat ini, ketika seseorang akan melakukan pemeriksaan tinitus atau konsultasi tinitus, sudah ada beberapa kuisioner yang bisa dimanfaatkan untuk menelaah indeks skor tinitus pada masing-masing individu. Tujuan kuisioner ini adalah memberikan gambaran tinnitus pada setiap orang yang mengalaminya, sebelum mengambil keputusan terapi yang akan dilakukan. Salah satu kuisioner yang bisa digunakan adalah dari Tinitus Handicap Inventory (THI). Dengan kuisioner ini, diharapkan analisa dan pengambilan keputusan untuk terapi tinnitus akan lebih maksimal.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *