212017Mar
Dunia Azarine Tidak Lagi Sunyi, Bunda!

Dunia Azarine Tidak Lagi Sunyi, Bunda!

Sekalipun saat ini ibu tidak bisa mendampingiku, namun aku tetap mencoba meraih mimpiku untuk bisa mendengar dan berbicara.

Orang tuaku memberiku nama AZARINE ELYSIA TRISNAWATI. Menurut mereka artinya adalah wanita dari surga yg penuh kasih sayang. Ibuku bercerita, ketika aku kecil, aku jarang sekali menangias. Aku menangis hanya saat aku merasa lapar dan jika lampinku basah. Jika ada suara yang sangat bising dan mengangetkan, aku juga jarang sekali terbangun.

Waktu itu, ibuku tidak menyadari kalau aku tidak bisa mendengar. Ibu bajkan merasa bahwa aku adalah bayi yang anteng. Baru di usiaku yang beranjak 2 tahun, ibu dan ayah mulai merasa curiga dengan keadaanku. Saat itu aku belum bisa berbicara, dan apabila dipanggil pun aku tidak memberikan respon apapun.

Akhirnya aku di bawa ke dokter THT. Dokter bilang ke ibu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Telingaku hanya dibersihkannya saja. Tapi, kecemasan ibu tetap berlanjut. Tidak merasa puas dengan jawaban dokter THT di sana, ibu mencari alternatif lain. Aku pun dibawa ke klinik spesialis anak, dan dari sana aku dirujuk ke dokter spesialis syaraf. Dan, hasilnya semuanya normal. Aku dikembalikan ke dokter spesialis anak, baru kemudian dirujuk untuk mengikuti terapi wicara.

Selama 6 bulan aku mengikuti sesi terapi wicara, dan tanpa kemajuan apapun. Terapis wicara pun menganjurkan ibuku untuk melakukan test BERA, untuk melihat kondisi pendengaranku. Ayahku pun akhirnya membawaku mengikuti test BERA. Aku tahu bahwa kedua orang tua ku begitu cemas menunggu hasilnya. Setelah hasilnya keluar, baru diketahui, ternyata aku memiliki masalah pendengaran.

Kedua orang tua ku tak lantas percaya begitu saja dengan hasilnya. Mereka kembali mencari second opinion. Aku pun menjalani test BERA untuk yang kedua kalinya di Jakarta. Selama kurang lebih satu bulan aku di Jakarta untuk menjalani test BERA dan ASSR, karena berulang kali gagal, akhirnya hasilnya pun tetap tidak berubah. Aku positif memiliki gangguan dengar profound 90db/100db.

Solusinya adalah, aku harus menggunakan alat bantu dengar. Ibuku berupaya untuk membelikannya untukku. Ia mendapatkan pinjaman dari temannya. Dan, mulai saat itu aku pun menggunakan alat bantu dengar. Setelah memakai alat bantu dengar, aku diharuskan tetapmengikuti terapi wicara. Saat itu, sudah tidak ada lagi harta benda yang bisa ibu dan ayahku jual. Karenanya, mereka memutuskan untuk bekerja sama mencari tambahan biaya. Ibuku memutuskan untuk bekerja ke luar negeri, sementara Ayahku berhenti bekerja.

Mengapa akhirnya ibuku yang memutuskan bekerja? Hal ini dikarenakan ibuku tidak bisa mengendarai sepeda motor, sedangkan lingkungan rumah kami sangat jauh sekali di perkampungan. Hanya Ayahku yang memungkinkan mengantarkan aku dengan motor untuk menjalani terapi wicara.

Awal menggunakan alat bantu dengar, aku selalu memberontak. Untungnya Ayah adalah orang yangs angat sabar, ia selalu membujukkun. Namun sayangnya, ketika aku mulai terbiasa mendengar dengan alayt bantu dengar, justru alat tersebut rusak, dan kerap kali harus diservis.

Orang tuaku mulai putus asa dan pasrah. Ibu yang bekerja di Taiwan, melalui sosial media mencoba berkenalan dengan Mama Raina. Beliaulah yang mengenalkan ibu dengan komunitas Dunia Tak Lagi Sunyi, sekaligus mengenalkan ibu dengan bunda-bunda hebat lainnya. Melalui ibu Hermaya Yani, aku kembali bisa memiliki alat bantu dengar. Dan, sejak itu orang tuaku mulai kembali bersemangat membantu aku belajar mendengar dengan bimbingan orang tua lain seperti Ibu Dion dan Ibu Nana.

Setelah hampir tiga setengah tahun aku pake ABD,  saat ini aku sudah bisa berkomunikasi dengan ibuku yg sedang bekerja di taiwan, melalui telepon. Senangnya, bisa mendengar suara lembut ibuku. Walaupun aku hidup di desa dan hanya tinggal berdua dengan Ayahku, juga jauh sekali dari tempat terapi wicara dan AVT, tapi aku bahagia. Sekalipun saat ini ibu tidak bisa mendampingiku, namun aku tetap mencoba meraih mimpiku untuk bisa mendengar dan berbicara.

Ditulis oleh : Gandis Filia Damayanti

Dipublikasikan pertama kali di FanPage International Hearing Center dan Account Name International Hearing Center




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *