Habibi – Titipan Istimewa dari Yang Maha Penyayang
Perjuangan saya & suami memang masih sangat panjang. Tapi, kami sudah menyingkirkan perasaan mengeluh kami, untuk memulai perjalanan masa depan Abib. Hanya perjuangan dan doa yang bisa kami lakukan sekarang ini untuk Abib kami tersayang!
Aku adalah seorang wanita berusia 28 tahun. Alhamdullilah, saat ini aku masih memiliki sebuah pekerjaan sebagai pedagang online, yang memanfaatkan kecanggihan technologi. Kurang lebih 7 tahun aku menjalani aktivitas ini.
Alhamdullilah juga, aku telah menikah dan berkeluarga, dengan dikaruniai seorang putra yang luar biasa dan istimewa. Nah, dalam tulisanku ini, aku ingin sedikit berbagi kisah tentang putraku tersebut.
Namanya “Habibi”. Ia terlahir dalam keadaan istimewa, dan hingga saat ini ia selalu mewarnai hidupku. Mengapa ku beri nama Habibi, jawabannya lebih karena kekagumanku pada sosok pemimpin indonesia yg menjabat sebagai sebagai presiden RI ke-3 yaitu Bapak B.J Habibie. Habibiku, biasa aku panggil Abib. Usianya sudah memasuki 4thn 2bln. Dan, yang spesial adalah, Abib lahir dalam keadaan sunyi, atau tidak dapat mendengar.
Awal cerita, setelah aku dipersunting oleh seorang laki-laki tampan & baik, aku pun menjalani kodratku sebagai seorang wanita dan ibu rumah tangga. Setelah dua bulan menikah, aku dinyatakan positif hamil. Ternyata Allah memberikan kepercayaan yang begitu cepat untuk ku. Perasaan senang pun aku rasakan, dimana sebentar lagi akan hadir buah hati di tengah-tengah pernikahan kami. Aku selalu menjaga kandunganku dengan baik, walaupun ada hambatan aku berusaha melewatinya tanpa mengeluh karena perasaan bahagia yang terlalu besar. Aku ingin melihat anak ini terlahir.
Menjelang usia kehamilan yg ke 4 bulan, aku pun terserang campak. Aku kira awalnya campak hanya hal yang biasa.Tapi sempat terbesit apakah ini akan berpengaruh ke janin yang ku kandung? Dan, kekhawatiran itu ternyata terjawab setelah Abib lahir.
Tepatnya tanggal 14 januari 2013, Abib lahir ke dunia. Semua anggota tubuhnya lengkap dan sehat. Abib tumbuh dengan baik, kecuali pada pendengarannya. Makin hari ku rasakan ada yang berbeda dengan pendengarannya. Ketika kami berkunjung ke dokter THT, ia menyarankan aku dan suami untuk melakukan test pendengaran. Alangkah terkejutnya aku, karena saat itu Abib pun divonis mengalami gangguan dengar, atau tunarungu. Hancur perasaan hati saya mendengar vonis itu. Aku menangis sejadi-jadinya, tak mampu berpikir apa yang harus ku lakukan dengan keadaan abib saat itu. Hasil pemeriksaan menunjukan gangguan dengar 90dB dan 100dB pada Abib, itu artinya Abib memiliki gangguan dengar sangat berat.
Beberapa lama mencoba berpikir, akhirnya ku coba untuk menerima. Ya, dalah hati terbesit bahwa Allah tidak akan memberi cobaan kepada hambanya melebihi batas Kemampuan umatnya. kami mulai memakaikan alat bantu dengar pada Abib.Sejak Abib menggunakan alat bantu dengar, saya baru menyadari, ternyata saya tidak sendiri. Ada banyak orang tua dengan anak yang istimewa seperti Abib. Saya pun semakin bersemangat dan bangkit untuknya. Melalui sosial media saya mendapatkan banyak teman yang meniliki kondisi sama dengan sama, dan mereka sudah seperti keluarga saya sendiri.
Melalu sosial media, kami kerap berbagi ilmu, informasi untuk kemajuan anak-anak istimewa kami, agar mereka bisa mendengar dan berbicara. Kebahagiaan bersama mereka pun mulai aku rasakan.
Ya, Perjuangan saya & suami memang masih sangat panjang. Tapi, kami sudah menyingkirkan perasaan mengeluh kami, untuk memulai perjalanan masa depan Abib. Hanya perjuangan dan doa yang bisa kami lakukan sekarang ini untuk Abib kami tersayang!
Terimakasih ya allah atas titipan yg istimewa ini, akan ku jaga dan ku rawat dengan segenap hati ku.
Ditulis oleh : Elly Derri Habibie
Dipublikasikan pertama kali di FanPage International Hearing Center dan Account Name International Hearing Center
Leave a Reply