Perjalanan Mendengar Alma Tsania Nurrahmi – Putri kecilku
Perjalanan Alma ke depan memang tidak mudah, namun berbekal semangat dan keceriaan Alma dalam menjalani keterbatasannya, saya optimis ia pasti akan bisa
Perkenalkan ini putri kesayanganku, Alma Tsania Nurrahmi. Usianya sekarang 5 tahun. di usia 21 bulan, itulah kali pertama putriku menjalani test berra, tepatnya pada bulan september 2013. Meskipun sejak awal kami sudah curiga bahwa ia memiliki masalah dengan pendengarannya, namun tetap saja, vonis gangguan pendengaran sangat berat di kedua telinganya, membuatku merasa seperti di knock out tanpa ampun. Rasanya sakit tak terhingga mendengar vonis tersebut sakit tak terhingga. Saat itu, tidak ada satu pun hal yang aku inginkan, selain bisa membelikan alat bantu dengar untuk Alma, agar ia bisa mendengar.
Saat mencari tahu alat bantu dengar, kami pun baru tahu alat tersebut tidaklah murah. Ya, harga alat bantu dengar cukup mahal bagi kami. Alhamdulillah, keluarga besar kami sungguh peduli dan sangat baik hati. Dari hasil tabungan yang kami kumpulkan ditambah dengan bantuan dari keluarga, kami pun bisa menghadiahi telinga Alma dengan alat bantu dengar di usianya yang ke dua tahun. Satu hal yang ingin aku sampaikan disni, terimakasi atau kepedulian keluar besar, terutama untuk Almarhumah Ibuku, yang meninggal dunia setahun setelah Alma menggunakan alat bantu dengarnya.
Ternyata perjalanan Alma untuk bisa mendengar tak hanya sampai di sana. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Ya, terapi wicara, itu adalah langkah pertama yang kami harus lakukan setelah Alma menggunakan alat bantu dnegarnya. Beruntung karena BPJS bisa memfasilitasi hal tersebut. Ayah Alma, mengurus BPJS nya sehingga Alma bisa mengikuti sesi terapi wicara di Rumah Sakit secara berkelanjutan.
Terapi wicara tidaklah cukup, kami pun berupaya setiap hari untuk mengenalkan Alma dengan beragam bunyi dan suara. Saran dari ibu Khoriyatul Jannah Madjid (ibu Roy) menjadi sebuah semangat untuk saya, dan saya terapkan kemudian. Saya pun berubah menjadi ibu yang cerewet mengajak Alma berbicara setiap saat. Terus terang, Ibu Roy, begitu ia disebut memberikan banyak pencerahan pada saya. Melalui buku Kaka Shafa yang berjudul “Shafa, Saatnya Tunarungu Bicara” menjadi referensi dan motiova Saya juga mulai memperdengarkan suara-suara, mengenalkan bunyi dan berusaha untuk lebih cerewet seperti saran ibu Khoriyatul Jannah Madjid. Beliaulah orang pertama yang memberi kami pencerahan mengenai cara membesarkan anak dgn gangguan pendengaran. Buku “Shafa saatnya tuna rungu bicara” menjadi referensi dan motivasi untuk saya, hingga kini. Ibu Roy juga yang mengenalkan saya dengan komunitas tunarungu yang besar, yaitu “Dunia Tak Lagi Sunyi”
Perkembangan Alma mulai terlihat. Sampai saat ini Alma terus menjalani terapi wicara rutin. Ia telah mampu mengucapkan kata-kata yang memiliki makna dan merangkaikannya dalam sebuah kalimat sederhana, walau artikulasinya yang belum sempurna. Alma pun bergabung dengan PAUD dan akan memulai tahun pertamanya di TK di tahun ini.
PR Alma masih sangat banya. Namun, kami selaku orang tuanya harus optimis. Perjalanan Alma ke depan memang tidak mudah, namun berbekal semangat dan keceriaan Alma dalam menjalani keterbatasannya, saya optimis ia pasti akan bisa. Da, saya percaya Allah yang akan selalu menjaganya dan menyertai setiap perjuangannya di masa depan, Aamiin.
Mari kita terus semangat Ayah dan Bunda dengan anak gangguan dengar. Doa yang sama untuk putra-putri ayah bunda yang istimewa.
Salam semangat!!
Penulis : Winiati Wini (Mama Alma)
Dipublikasikan pertama kali di FanPage International Hearing Center dan Account Name International Hearing Center
Leave a Reply