132016Jun
Gastroesophageal Reflux atau GERD dan Masalah Telinga yang Mengiringinya

Gastroesophageal Reflux atau GERD dan Masalah Telinga yang Mengiringinya

“Saya penderita GERD yang akhir-akhir ini marasakan masalah telinga, yaitu tinitus atau telinga berdenging. Apakah ini ada hubungannya?”

Saat ini Gerd mungkin disebut sebagai salah satu penyakit yang kehadirannya membuat ketakutan tersendiri pada penderitanya. Berawal hanya dari sensasi mirip maag, masuk angina atau sekadar radang tenggorokan, para penderita GERD pun mengabaikan hal tersebut. Ketakutan mulai muncul utamanya ketika mereka mengalami serangan seperti sesak napas, sensasi panas di dada, seolah-olah terkena penyakit jantung. Bukan hanya itu, dari berbagai macam pengalaman orang yang memiliki GERD, kekhawatiran demi kekhawatiran terjadi, sehingga membuat mereka diliputi kecemasan setiap harinya. Hal ini menuntun mereka pada kegelisahan yang sangat mengganggu hari-hari mereka.

Ada satu masalah lagi yang juga berdampak, ketika seseorang mengalami GERD, yaitu masalah telinga. Seseorang dengan masalah GERD pernah bertanya pada akubisamendengar.com, apakah ada hubungannya antara GERD yang dialaminya dengan sensasi rasa penuh di telinga, sehingga menyebabkan fungsi pendengaran sedikit terganggu karena ketidaknyamanan?
Dari berbagi sumber yang didapatkan, ditemukan beberapa hal hubungan antara GERD dan masalah telinga. Dalam medicine.net disebutkan bahwa GERD memang berisiko menimbulkan penumpukan cairan di telinga bagian tengah. Bukan hanya masalah telinga, penumpukan cairan ini juga menyebabkan masalah seberapa sinusitis.

Adanya reflux cairan yang menjadi masalah pada penderita GERD akan menyebabkan masuknya cairan tersebut ke tenggorokan baian atas dan menimbulkan peradangan pada adenoid. Peradangan ini menyebabkan adanya pembengkakan di daerah sekitar. Akibab peradangan di adenoid ini, maka aliran cairan pun tidak terjadi sehingga menyebabkan risiko menumpuknya cairan di telinga tengah, yang menyebabkan adanya rasa berat atau terblok pada bagian telinga tersebut. Hal ini lebih sering terjadi pada penderita anak-anak atau yang baru beranjak remaja.

Selain akibat peradangan, yang kemudian menyebabkan adanya kegagalan pada sirkulasi cairan di telinga dan tenggorokan, masalah telinga pada penderita GERD itu sendiri juga bisa disebabkan karena terapi yang dilakukan untuk mengatasi masalah GERD.

Bagi penderita GERD, terapi untuk mengatasi asam lambung seringkali tidak bisa dilakukan hanya dalam waktu yang singkat. Beberapa penderita GERD bahkan harus mengonsumsi obat untuk jangka panjang. Obat penekan asam lambung adalah obat utama yang diresepkan dokter. Beberapa contoh obat-obatan yang sering dikonsumsi adalah Antacid dan PPI.

CEO dari Center of Hearing Loss, Neil Boumen PhD, mengemukakan adanya kecenderungan beberapa terapi pengobatan yang digunakan untuk mengatasi masalah GERD juga memperberat masalah telinga, atau menimbulkan masalah baru pada telinga.

Famotidin misalnya, obat golongan H2 Blocker ini, yang digunakan untuk menekan asam lambung ini berpotensi sebabkan vertigo dan tinitus. Pada penderita tinitus, denging di telinga ini akan terasa lebih keras apabila mengonsumsi famotidine dalam waktu yang lama.

Lain lagi dengan efek samping yang timbul akibat mengonsumsi golongan Promt Proton Inhibitor (PPI), seperti omeprazole. Beberapa penderita GERD yang mensharingkan masalahnya di beberapa forum GERD merasakan efek nyeri di telinga saat mengonsumsi omeprazole dalam waktu yang panjang, beberapa lainnya mengungkan terganggu dengan munculnya denging di telinga.

GERD memang menjadi salah satu masalah kesehatan yang butuh penanganan yang tepat, karena masalah kesehatan ini membutuhkan terapi lama dan mempengaruhi banyak factor dari dalam tubuh. Jika sebelumnya Anda adalah orang yang pernah mengalami masalah telinga, seperti infeksi telinga atau pun tinitus, dan kemudian dihadapkan dengan masalah GERD, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter tentang obat mana yang memiliki efek samping kecil yang sebaiknya Anda konsumsi. Selain berkonsultasi tentang obat dan menjaga pola makan dan olahraga yang baik, mengontrol stress Anda akan menjadi salah satu cara yang baik dalam mengendalikan penyakit ini.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *