Pentingnya Orang Tua Memahami dengan Bijak Hasil Aided FFT Anak
Aided FFT (Free Field Test) atau aided audiometri, adalah pemeriksaan sensitivitas pendengaran yang sifatnya subjektif, yang dilakukan saat seseorang menggunakan alat bantu pendengaran (alat bantu dengar, implan koklea, BAHA, dll), di dalam suatu ruang kedap suara. Pada pengerjaan aided FFT, output suara berasal dari speaker yang terhubung dengan amplifier dan alat Audiometer. Sinyal yang diberikan adalah tone/nada murni di berbagai frekuensi pendengaran. Hasil pemeriksaan ini hampir seperti hasil pemeriksaan Audiometri ataupun ASSR, dimana akan didapatkan nilai sensitivitas atau ambang dengar seseorang, saat menggunakan alat bantu pendengaran.
Saat ini, banyak sekali kebingungan ataupun miskonsepsi yang terjadi mengenai aided FFT. Hal ini khususnya terjadi pada aided FFT untuk anak-anak. Untuk anak-anak, validitas hasilnya memang cenderung masih sangat dipengaruhi oleh sikap anak saat pemeriksaan dan bagaimana sang pemeriksa menganalisa sikap anak.
Seringkali hasil aided FFT seorang anak berbeda dari satu hearing center dengan hearing center lainnya. Selama perbedaan hasil tidak signifikan, maka hal ini tidak terlalu bermasalah. Nah, berikut ini adalah faktor-faktor yang mengakibatkan hasil dari aided FFT:
1. Usia pendengaran anak
Apakah aided FFT dapat dilakukan tepat setelah anak menggunakan alat bantu pendengarannya? Ya, bisa saja, tetapi sangat tidak efektif. Karena, anak butuh beradaptasi terlebih dahulu dengan alat bantu pendengarannya, sebelum anak tersebut bisa mengikuti perintah, atau dikondisikan saat pemeriksaan. Pemeriksaan yang pertama disarankan 2-3 bulan setelah pemakaian alat bantu pendengaran, dan dilakukan lagi sesuai dengan kebutuhan, dengan observasi dan evaluasi setiap pemeriksaan.
2. Lama pemakaian alat bantu pendengaran
Selain intervensi dini yang sangat penting untuk dilakukan, pemakaian alat bantu pendengaran yang teratur setiap harinya, atau minimal 8 jam sehari sangatlah dibutuhkan. Karena, jika intervensi yang diberikan tidak memadai, maka anak tidak akan terbiasa dengan suara yang didengar dari alat bantu pendengaran. Dan, pastinya hal ini juga akan mempengaruhi proses penerimaan dan pemahaman suara, yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan bahasa dan wicara.
3. Tingkah laku anak saat melakukan aided FFT
Karena pemeriksaannya yang bersifat subjektif, berarti sangat dibutuhkan kerjasama anak selama pemeriksaan. Kerjasama dalam hal ini adalah adanya sikap anak yang dapat dikondisikan selama pemeriksaa, seperti anak mampu untuk mengenal dan mengikuti contoh yang diberikan, memberikan respon atau refleks dari stimulus suara. Harus dianalisa selama pemeriksaan, bagaimana faktor tingkah laku anak sangat mempengaruhi proses pemeriksaan. Tingkah laku anak juga harus dijadikan catatan baik untuk pemeriksa dan keluarga, yang nantinya penting sebagai data untuk menginterpretasikan hasil, juga untuk pemeriksaan lanjutan.
Baca juga :
Leave a Reply