82017May
7 Hal yang Audiologis Ingin Anda Pahami Saat Konsultasi Tentang Pendengaran

7 Hal yang Audiologis Ingin Anda Pahami Saat Konsultasi Tentang Pendengaran

Saat konsultasi tentang pendengaran, ada baiknya antara Audiologis dan pasien mengetahui hal-hal dasar dalam dunia audiologi, sehingga sesi konsultasi berjalan dengan lebih baik.

Adakalanya, ketika sesi konsultasi tentang pendengaran sedang berjalan, Audiologis, orang tua yang memiliki anak dengan gangguan dengar atau orang dengan gangguan dengar, harus mencocokan frekuensi saat berdiskusi, untuk mendapatkan hasil diskusi yang optimal. Hal ini bertujuan agar semakin mudah bagi seorang dengan gangguan dengar mengambil keputusan.

Berikut ini kami akan menguraikan beberapa hal yang Audiologis inginkan dari setiap orang dengan gangguan dengar, atau pun orang tua yang memiliki anak dengan gangguan dengar, bisa pahami saat konsultasi tentang pendengaran.

Baca : Mengenal maksud dan tujuan pemeriksaan pendengaran

7 Hal yang Audiologis Ingin Anda Pahami Saat Konsultasi Tentang Pendengaran

1. Audiologi dan Dokter THT adalah berbeda

Audiologis adalah seorang profesional yang berperan dalam mengevaluasi gangguan dengar yang dialami oleh seseorang, sekaligus menegakan diagnosa terkait dengan hal tersebut. Sedangkan dokter THT adalah seseorang yang memiliki kemampuan menegakkan diagnosa mengenai kesehatan telinga atau penyakit di telinga secara medis. Dokter memiliki kemampuan dalam melakukan terapi untuk masalah kesehatan telinga, atau pun melakukan operasi pada seseorang.

Saat konsultasi tentang pendengaran, seringkali pasien bertanya banyak hal tentang apa yang harus dilakukannya untuk mengatasi masalah otitis media sang anak kepada Audiologis. Pada dasarnya, Audiologis memiliki informasi tentang hal tersebut, namun tidak memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terapi. Karena diagnosa dan terapi atas permasalahan kesehatan telinga secara medical adalah wewenang dari dokter THT.

2. Pemeriksaan Dini Gangguan Dengar itu Sangat Penting!

3 dari 1000 bayi yang lahir ke dunia memiliki gangguan dengar, bahkan mereka bisa terlahir dari orang tua yang tidak memiliki gangguan dengar. Dengan melakukan identifikasi sejak dini sekaligus melakukan intervensi yang memadai, baik dengan alat bantu dengar atau pun dengan implan, maka hal ini akan membawa hal yang positif untuk anak di kemudian hari.

Anak yang mendapatkan intervensi lebih awal, akan mengembangkan bahasa dan komunikasi yang lebih baik. Tidak ada kata terlalu muda untuk mendapatkan pemeriksaan dini pendengaran. Jadi, segeralah menghubungi dokter THT dan Audiologis Anda sesegera mungkin, terlebih jika pada anak Anda terdapat faktor risiko untuk mengalami gangguan dengar.

Baca : Newborn Screening untuk Mengetahui Fungsi Pendengaran Seorang Anak

3. Audiologi Menghindari Membius Anak Anda

Salah satu cara terbaik yang harus dilakukan oleh Audiologis, sebelum memutuskan alat apa yang sebaiknya digunakan oleh anak dengan gangguan dengar adalah, dengan melakukan pemeriksaan yang lengkap dan komprehensif. Salah satu pemeriksaan yang hasilnya bisa lebih akurat adalah BERA dan ASSR.

Untuk mendapatkan test tersebut, sang anak harus terlebih dahulu dibuat tertidur, karena test dilakukan dalam keadaan tidur. Perlu diketahui, memberikan obat bius agar anak mudah tertidur, bukanlah solusi yang paling diinginkan oleh semua Audiologis. Audiologis lebih senang jika anak bisa tertidur secara alami.

Karenanya, orang tua perlu memahami, ketika mereka ingin anak-anak mereka di test untuk BERA/ASSR, sebaiknya kondisikan anak untuk mengantuk sesampai di klinik atau hearing center. Hindari meniduri anak di atas kendaraan, tidurkan lebih larut dan bangunkan anak lebih awal, membuat dia letih dengan aktivitas, dan memberikan makan yang cukup atau pun susu, sehingga fisik mereka lebih cepat untuk tertidur pulas. Dengan melakukan hal ini, maka anak tidak perlu mendapatkan obat bius saat menjalani test. Pemberian obat sedasi/bius adalah pilihan paling akhir.

4. Tidak ada Kata Terlalu Muda untuk Mencegah Gangguan Dengar Akibat Paparan Bising

Banyak orang tua yang menganggap bahwa, gangguan dengar akibat paparan bising lebih sering terjadi pada orang dewasa. Padahal, proses menuju ke gangguan dengar tersebut telah terjadi sejak lama, atau terakumulasi dari gaya hidup yang sebelumnya.

Banyak anak-anak yang sudah sangat akrab dengan gadget di usia dini. Mereka sudah terbiasa mendengarakan MP3, menyetel video dalam volume yang besar, bermain dengan volume suara mainan yang keras, dan sebagainya. Hal ini yang nantinya akan terakumulasi menjadi gangguan dengar di kemudian hari. Jika Anda tidak menghindarinya sejak dini, maka Anda membiarkan si kecil mendapatkan masalah di saat dewasa nanti.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *